Siapa yang memperkenalkan sepak bola ke Indonesia?
Besarnya sepak bola di Indonesia tak bisa dilepaskan dari
kedatangan Belanda ke negeri ini. Dari awalnya hanya permainan kaum
kolonial, kemudian dimainkan oleh kaum Tionghoa dan pribumi.
Sepak bola menjadi simbol tumbuhnya Jong-jong (perhimpunan
pemuda) daerah yang berjuang mencapai kemerdekaan melalui si kulat
bundar. Bukan untuk berperang, tapi sebagai alat persatuan para pemuda
saat itu. Pasca kemerdekaan, sepak bola menjadi alat perdebatan; apakah
ia digunakan sebagai pelekat persatuan dan kesatuan, atau justru menjadi
alat perpecahan dengan lahirnya kelompok suporter yang bermusuhan satu
sama lain.
Menurut sejarawan dari Universitas Negeri Surabaya, Rojil
Nugroho Bayu Aji, masuknya sepak bola ke Indonesia karena ideologi
kolonial, yakni gagasan bahwa dengan mencontoh orang Eropa, pribumi akan
menyerupai dan berasimilasi dengan mereka.
”Anda tinggal membuat gawang, tak perlu tiang, cukup kasih tanda dengan mengukur jarak besarnya gawang menggunakan kaki. Kemudian mencari sesuatu yang menyerupai bola — bola plastik bisa atau bahkan gulungan tas plastik yang dibuat menyerupai bola.”
“Proses awal masuknya sepak bola di Indonesia tidak bisa
kita lepaskan dari proses kolonialisasi oleh pemerintah Belanda di
Indonesia. Dalam proses kolonialisasi tersebut, terjadi persilangan
budaya antara orang Eropa dengan orang-orang yang ada di Hinda Belanda,
terutama orang Tionghoa dan Bumiputera,” kata Rojil.
Sepak bola memang berasal dari Inggris dan disebarkan
melalui praktik kolonial di daratan Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.
Sepak bola masuk ke Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) tidak bisa
terlepas dari kolonialisme yang dipraktekkan oleh Belanda. Transformasi
keilmuan dan budaya membuat Indonesia dipaksa untuk mengakomodasi
kepentingan Belanda.
"Proses seperti inilah yang mengantarkan masuknya
persilangan Belanda mentransformasikan sepak bola di Hindia Belanda,"
kata Rojil.
Persebaran sepak bola ke kota-kota besar, menurut Rojil,
juga turut andil diterima oleh masyarakat Tionghoa dan masyarakat
Bumiputera. Proses ini melahirkan sebuah transformasi yang seakan-akan
menjadikan sepak bola diterima oleh sebagian golongan serta kalangan
masyarakat yang ada di Hindia Belanda.
Sepak bola mendapat perhatian oleh masyarakat, sehingga
olahraga ini sangat cepat penyebarannya. Rojil menilai, sejalan dengan
dibukanya ranah pendidikan, pencerahan untuk mencapai taraf pendidikan
yang baik menyebabkan kesadaran bagi kalangan masyarakat di Hindia
Belanda untuk berorganisasi dan juga mempersatukan idealisme
revolusioner yang nantinya disebarkan kepada masyarakat luas.
Setelah politik etis berjalan dan disambut dengan
tumbuhnya organisasi serta semangat perjuangan, maka tumbuh sebuah
gerakan untuk mewujudkannya melalui wadah organisasi, baik dalam hal
politik maupun olahraga.
Bagaimana sepak bola menjadi besar di Indonesia?
Secara perlahan sepak bola juga dimainkan di tangsi
militer, sehingga orang biasa ikut melihatnya. Warga berbondong-bondong
mendatangi dan ikut bermain bersama sebagai awal perkenalan sepak bola.
Faktor lain adalah karena sepak bola bisa dimainkan di
mana saja. Tanah lapang, yang dulu banyak tersedia, menjadi media yang
mudah untuk memainkan sepak bola.
"Anda tinggal membuat gawang, tak perlu tiang, cukup kasih
tanda dengan mengukur jarak besarnya gawang menggunakan kaki. Kemudian
mencari sesuatu yang menyerupai bola — bola plastik bisa atau bahkan
gulungan tas plastik yang dibuat menyerupai bola. Ada juga yang
menggunakan kelapa yang sudah dikupas tinggal batoknya saja," kata
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Sekarang, sepak bola tetap mudah dimainkan, tempat parkir
pun bisa dibuat sebagai lapangan sepakbola. Permainan yang simpel,
aturannya pun mudah, mencetak gol mendapatkan poin, dan tanpa aturan
yang ribet, menjadikan sepakbola mudah diterima dan dimainkan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar