"Tuhanku, Penguasaku, Penghuluku, aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dari-Mu”
Pernahkah terbayang olehmu, seorang lelaki mulia, yang hidup di tengah kematian demi kematian orang yang dicintainya. Ia diasingkan kaumnya, terusir dari tanah airnya. Ia dihina, disakiti, tapi tinggi tangannya terangkat memohon “Ya Allah, jika mereka tidak menerima da’wah, jadikanlah anak keturunan mereka kelak orang-orang yang menyembah-Mu”.
Pernahkah terbayang olehmu, seorang lelaki mulia, yang hidup di tengah kematian demi kematian orang yang dicintainya. Ia diasingkan kaumnya, terusir dari tanah airnya. Ia dihina, disakiti, tapi tinggi tangannya terangkat memohon “Ya Allah, jika mereka tidak menerima da’wah, jadikanlah anak keturunan mereka kelak orang-orang yang menyembah-Mu”.
Pernahkah
terbayang olehmu, seorang lelaki mulia..yang harus menggantungkan batu
di perutnya demi menahan lapar. Ia akan makan di lantai layaknya seorang
budak, padahal raja-raja dan para kaisar memandang penuh iri pada
kekokohan masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Ia, Lelaki Mulia itu,
Muhammad Bin Abdullah, Rasulullah SAW.
Pernah
suatu ketika Beliau SAW bersabda: “Setiap Nabi memiliki satu do’a yang
tidak akan tertolak. Dan aku menyimpannya untuk umatku di padang Mahsyar
nanti”. Duhai.. betapa Ia begitu mencintai umatnya, kita. Bahkan saat
sedang menahan dahsyatnya sakaratul maut, yang Ia khawatirkan hanya
umatnya.
Disebutkan
dalam sebuah hadist, dari Abbas Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang pertama kali dibangkitkan dari kubur di hari kiamat nanti
adalah Muhammad SAW”. Jibril akan datang padanya dengan membawa buraq,
Israfil datang membawa bendera dan mahkota, Izrail datang dengan membawa
pakaian-pakaian syurga.
Israfil
bersuara “Wahai Roh yang baik, kembalilah ke tubuh yang baik, maka
kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mulai terbongkar.
Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, beliau membuang
tanah di atas kepala dan janggutnya. Beliau melihat kanan dan kiri,
didapati tiada lagi bangunan. Rasulullah SAW menangis sehingga mengalir
air matanya ke pipi.
Beliau SAW bersabda “Kekasihku Jibril, gembirakanlah aku”
Jibril berkata “Lihatlah apa yang ada di hadapanmu”
Rasulullah bersabda “Bukan seperti itu pertanyaanku”
Jibril kembali berkata “Adakah kau tidak melihat bendera kepujian yang terpasang di atasnya”
Rasulullah
SAW bersabda “Bukan itu maksud pertanyaanku, aku bertanya kepadamu akan
umatku. Dimana perjanjian mereka? Niscaya akan kuatlah pertolongan pada
hari ini. Aku akan mensyafa'atkan umatku”
Jibril
menyeru “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ketempat
perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Ta’ala”. Umat-umat datang
dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa
satu umat, Beliau SAW akan bertanya, “Di mana umatku?”. Jibril berkata
"Wahai Muhammad, umatmu adalah umat yang terakhir".
Apabila Nabi Isa As datang, Jibril menyeru “Tempatmu!” maka Nabi Isa dan Jibril menangis.
Nabi Muhammad SAW berkata “Mengapa kamu berdua menangis?”
Jibril
berkata “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?”. Nabi Muhammad kembali
bertanya “Di mana Umatku?” Jibril berkata “Mereka semua telah datang,
mereka berjalan lambat dan perlahan. Saat mendengar cerita demikian,
Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya “Wahai Jibril, bagaimana
keadaan umatku yang berbuat dosa?”, Jibril menjawab “Lihatlah mereka
wahai Muhammad SAW”
Nabi
Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa, mereka menangis serta
memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru “Wahai Muhammad”.
Nabi Muhammad SAW bersabda “Wahai Umatku”, mereka berkumpul di sisinya
sambil menangis.
Allah
Ta’ala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang
tersembunyi, “Di mana umat Muhammad SAW”. Jibril berkata “Mereka adalah
sebaik-baik umat”. Allah SWT berfirman “Wahai Jibril, katakanlah pada
kekasih-Ku Muhammad SAW bahwa umatnya akan datang ditayangkan di
hadapan-Ku”. Jibril kembali dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai
Muhammad, umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata “Sesunggguhnya kamu
telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah SWT”
Allah
SWT berfirman: “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa
yang telah mereka usahakan. Hari ini aku akan memuliakan sesiapa yang
mentaati-Ku dan aku akan mengazab sesiapa yang durhaka terhadap-Ku”.
Suara
jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru “Tuhanku,
Penguasaku, Penghuluku, aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku
meminta untuk umatku dari-Mu”.
Ketika
itu juga neraka jahanam berseru “Siapakah yang memberi syafa’at pada
umatnya?” neraka pun berseru “Wahai Tuhanku, Penguasaku, Penghuluku.
Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari siksa. Selamatkan mereka dari
kepanasanku, bara apiku, penyiksaanku dan azabku, sesungguhnya mereka
adalah umat yang lemah, mereka tidak akan sabar dengan penyiksaan.
Nabi
Muhammad lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering
dari pipinya. Sekali, Rasulullah SAW sujud di hadapan arsy Allah Swt.
Dan sekali lagi beliau ruku untuk memberi syafa'at bagi umatnya. Para
Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya, mereka berkata “Maha Suci
Allah, hamba yang paling dimuliakan Allah ini begitu mengambil berat
keadaan umatnya.
Fatimah bertanya, “Di mana kelak aku hendak mendapatimu di hari kiamat, wahai ayahku”
Rasulullah
menjawab, “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga, ketika aku sedang
memberi minum umatku. Tatkala Nabi Muhammad sedang mencari mimbar
Rasulullah untuk mendapat syafa'at pada hari kiamat. Mariam, Aisyah,
Khadijah dan Fatimah sedang duduk, ketika Mariam melihat umat Nabi
Muhammad, dia berkata “Ini Umat Nabi Muhammad, mereka telah sesat dari
Nabi mereka”. Rasulullah mendengar perkataan Mariam, semakin sedih. Nabi
Adam berkata kepada Nabi Muhammad SAW “Ini umatmu wahai Muhammad,
mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafa'at”.
Nabi
Muhammad menjerit dari atas mimbar lalu bersabda “Marilah kepadaku
wahai umatku, wahai siapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak
pernah lari dari kamu melainkan aku senantiasa memohon kepada Allah
untukmu”. Umat Nabi Muhammad berkumpul di sisinya.
Ketika
di atas sirat, Nabi Muhammad bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai
Malik, dengan kebenaran Allah Ta’ala ke atasmu, palingkanlah wajahmu
dari umatku sehingga mereka dapat melintas. Jika tidak hati mereka akan
gemetar apabila melihatmu”. Nabi Muhammad berhenti di atas sirat, setiap
kali ia melihat ada umatnya yang bergayut dan hampir terjatuh, Beliau
akan menarik tangannya dan membangunkannya kembali, Beliau bersabda
“Tuhan, selamatkan mereka”.
Betapa Cintanya Rasulullah SAW pada kita.
Wassalam
Sumber: nastardfabdullah.blogspot.com (dengan beberapa penyesuaian). - See more at: http://nurulmakrifat.blogspot.com/2013/04/tangisan-rasulullah-di-padang-mahsyar.html#sthash.GXwQu7Bf.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar